Emoticon Dapat Mengubat Cara Kerja Otak

#ebf431






Emoticon
yang umum digunakan, seperti ":-)" dan ":-(", ternyata mampu mengubah cara otak bekerja.

Sebuah studi yang meneliti cara otak bereaksi terhadap tulisan berupa gambar menyimpulkan bahwa otak manusia berusaha untuk beradaptasi dengan cara menciptakan pola aktivitas baru untuk memecahkan berbagai arti dari simbol emoticon.



Dikutip dari Digital Trends (17/2/2014), studi yang berasal dari Flinders University di Australia ini pertama kali dipublikasikan di Social Neuroscience sebelum akhirnya diliput oleh ABC Australia.

Dr Owen Churches sebagai salah satu dari tim peneliti yang menganalisis reaksi otak terhadap tulisan dan emoticon mengatakan bahwa kondisi ini cukup menakjubkan karena otak menciptakan respons saraf baru yang dirangsang oleh budaya.



Dalam studi tersebut, para partisipan diminta untuk melihat potret wajah, emoticon smiley dan beberapa karakter tanpa arti. Para peneliti menemukan bahwa otak memiliki reaksi yang sama ketika dihadapkan dengan potret wajah dan emoticon, asalkan emoticon tersebut tidak dipasang terbalik.



Ketika para peneliti mengubah susunan emoticon dari ":-)" menjadi "(-:", ternyata otak tidak memberikan respons yang serupa. Sinyal otak yang teraktivasi saat otak melihat wajah seseorang dinamakan N170 event-related potential.



Dr. Churces menambahkan bahwa respons saraf terhadap emoticon tidak dimiliki oleh bayi baru lahir, sehingga respons tersebut murni dipelajari oleh otak semenjak emoticon baru mulai diperkenalkan.

Emoticon smiley pertama kali muncul pada message board milik Carnegie Mellon University pada tahun 1982 dan kini sudah sangat populer dan digunakan oleh masyarakat luas.

















(Source)

Artikel Terkait

Arsip Blog