Fakta Ilmiah Tentang Kerokan



#ebf431


[imagetag]

Manfaat Kerokan di punggung atau bagian tubuhyang terasa sakit memang sering dilakukan. Dengan kerokan dipercaya cepatsembuh bagi sebagian orang. Tapi apakah aman dan tidak ada efek lainnya ?



Meski ada pengobatan modern, hingga kini orangIndonesia, terutama di Jawa, tetap akrab dengan kerokan saat merasa tidak enakbadan. Praktik pengobatan ini dikenal sejak zaman nenek moyang, tetapi sejauhini belum ditemukan literatur tentang asal-usul kerokan.

Metode semacam kerokan juga dikenal di negaralain, seperti di China (gua sha), Vietnam (cao gio), dan Kamboja (goh kyol).

Seorang Guru Besar dari Fakultas KedokteranUniversitas Sebelas Maret (UNS) Solo Prof Didik Gunawan Tamtomo tertarikmeneliti mengenai manfaat kerokan. Penelitian itu dilakukan sepanjang tahun2003-2005.

"Kerokan adalah kearifan lokal. Pasiensaya menyatakan, kalau belum kerokan, belum puas," kata Didik, awal Aprildi Solo.

Pada tahap awal, Didik melakukan surveikuantitatif dan kualitatif. Hasilnya, dari 390 responden berusia 40 tahun keatas yang mengembalikan kuesioner, hampir 90 persen mengaku kerokan saat"masuk angin". Responden Didik adalah para pasien, tetangga, danpedagang di pasar. Para responden meyakini manfaat kerokan untuk menyembuhkan"masuk angin".

Istilah "masuk angin" sebenarnyatidak dikenal dalam dunia kedokteran. Masuk angin merujuk pada keadaan perutkembung, kepala pusing, demam ringan, dan otot nyeri.

Kerokan di Indonesia biasanya menggunakan uanglogam ataupun alat pipih tumpul yang digerakkan di kulit secara berulang-ulangmenggunakan minyak sebagai pelicin.

Tidak merusak

Pada tahap kedua, Didik menjadikan dirinyasebagai obyek penelitian. Ia mengerok bagian tangannya lalu dibiopsi, yaitudiambil sedikit jaringan kulit epidermisnya (kulit ari) untuk pemeriksaanmikroskopis.

"Selama ini ada anggapan, orang yangsering dikerok kulitnya akan rusak, pori-pori kulitnya membesar, atau pembuluhdarahnya pecah. Namun, hasil pemeriksaan di laboratorium patologi anatomi UNSmenunjukkan tidak ada kulit yang rusak ataupun pembuluh darah yang pecah,tetapi pembuluh darah hanya melebar," kata Didik.

Melebarnya pembuluh darah membuat aliran darahlancar dan pasokan oksigen dalam darah bertambah. Kulit ari juga terlepasseperti halnya saat luluran.

Meningkatkan endorfin

Penelitian tahap akhir adalah penelitianbiomolekuler, yakni pemeriksaan darah dari orang yang kerokan dan orang yangtidak kerokan. Didik mengumpulkan sejumlah orang dengan kondisi serupa, sepertiberat badan, usia, dan mengalami nyeri otot sebagai salah satu ciri "masukangin". Semua responden adalah perempuan karena mereka dinilai lebih sukakerokan daripada laki-laki.

Para responden dibagi dalam dua kelompok danmenjalani pemeriksaan darah. Kelompok pertama kemudian dikerok, sedangkankelompok kedua tidak. Seluruh responden selanjutnya diperiksa lagi darahnya.Ada empat hal yang diamati, yakni perubahan kadar endorfin, prostaglandin,interleukin, serta komplemen C1 dan C3.

Hasilnya, kadar endorfin orang-orang yangdikerok naik signifikan. Peningkatan endorfin membuat mereka nyaman, rasa sakithilang, lebih segar, dan bersemangat.

Kadar prostaglandin turun. Prostaglandinadalah senyawa asam lemak yang antara lain berfungsi menstimulasi kontraksirahim dan otot polos lain serta mampu menurunkan tekanan darah, mengatursekresi asam lambung, suhu tubuh, dan memengaruhi kerja sejumlah hormon. Disisi lain, zat ini menyebabkan nyeri otot. Penurunan kadar prostaglandinmembuat nyeri otot berkurang.

"Adapun perubahan komplemen C3, C1, daninterleukin yang menggambarkan adanya reaksi peradangan tidak signifikan,"kata Didik.

Ia menyarankan, kerokan sebaiknya dimulai dariatas ke bawah di sisi kanan dan kiri tulang belakang, dilanjutkan dengangaris-garis menyamping di punggung bagian kiri dan kanan. Alat pengerokdipegang 45 derajat agar saat bergesekan dengan kulit tidak terlalu sakit.

Salah satu unsur dalam kerokan yang mendukungpengobatan adalah hubungan emosional antara orang yang dikerok dan orang yangmengerok. "Ibu yang mengerok anaknya sambil bercerita merupakan unsurbiopsikososial dalam pengobatan yang kini digalakkan dalam pengobatanmodern," kata Didik.

Pada intinya, kerokan sebagai kearifan lokalbermanfaat untuk mendapatkan rasa nyaman dan menghilangkan nyeri otot. Namun,seperti halnya obat, tidak baik jika berlebihan.

: google

Artikel Terkait

Arsip Blog